Seekor orangutan ditemukan terluka parah di provinsi Aceh dengan 74 peluru senapan angin bersarang di tubuhnya, kata para pejabat pada hari Rabu (13/3).
Orangutan yang diperkirakan berusia sekitar 30 tahun tersebut, telah diselamatkan pada Sabtu pekan lalu di kabupaten Subulussalam dengan kondisi patah tulang, memar dan luka di kakinya, kata Sapto Aji Prabowo, kepala Badan Konservasi Alam (BKSDA) pemerintah daerah Aceh.
“Foto X-ray menunjukkan 74 peluru senapan angin tersebar di seluruh tubuhnya,” katanya.
Sementara itu, keterangan dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan juga menambahkan bahwa bayi orangutan berusia satu bulan yang ditemukan bersama induknya tersebut telah mati karena kekurangan gizi ketika dibawa ke pusat rehabilitasi di provinsi Sumatra Utara.
Induk orangutan dengan 74 peluru tersebut saat ini berada dalam kondisi cukup stabil dan telah diberi nama Harapan (Hope). Beberapa peluru juga bersarang di salah satu mata Hope, sehingga menyebabkan kebutaan total.
“Kami mengutuk serangan biadab terhadap orangutan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” kata Kementerian Kehutanan dan Lingkungan dalam sebuah pernyataan di Instagram.
Kelompok konservasi World Wildlife Fund (WWF) mengklasifikasikan orangutan sebagai spesies yang “sangat terancam punah”. Jumlah mereka sekitar 111.000 di alam liar, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan.
Para pakar konservasi mengatakan, kelangsungan hidup spesies orangutan sangat terancam oleh perburuan liar dan perusakan habitat mereka melalui proses deforestasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.